LOMBA KARYA TULIS SISWA
JUDUL KARYA TULIS
PENAMBAHAN OBJEK DAN PUBLIKASI
MAKSIMAL
UNTUK MENINGKATKAN DAYA TARIK
WISATA CAGAR BUDAYA RAMBUT MONTE
DESA KRISIK KECAMATAN GANDUSARI
KABUPATEN BLITAR
Diusulkan
oleh :
Azizah
Dinda Mellinia
Devy
Ira Bayu Octora
Zuyyin
Gitya Humam Nabalah
SMP NEGERI 2 GANDUSARI
KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Karya
tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Blog
Competition Tingkat Pelajar Se-Kabupaten Blitar tahun 2015.
Judul
Karya Tulis : Penambahan Objek dan
Publikasi Maksimal untuk
Meningkatkan
Daya Tarik Wisata Cagar Budaya Rambut Monte Desa Krisik Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar.
1.
Ketua Kelompok
a.
Nama Lengkap :
Devy Ira Bayu Octora
b.
NIS : 8312
c.
Sekolah : SMP Negeri 2 Gandusari
2.
Anggota Kelompok
a.
Nama Lengkap : Azizah Dinda Mellinia
b.
NIS : 8367
3.
Anggota Kelompok
a.
Nama Lengkap :
Zuyyin Gitya Humam Nabalah
b.
NIS : 8204
4.
Guru Pembimbing
a.
Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Fitri Indiastuti
b.
NIP : 19700107200604 2 015
Blitar, Juli 2015
Menyetujui
Guru Pembimbing Ketua Kelompok
Dra. Fitri Indiyastuti Devy Ira Bayu Octora
NIP.
19700107200604 2 015 NIS. 8312
Mengetahui,
Kepala
Sekolah SMPN 2 Gandusari
Asibuddin,
S.Pd, M.Pd
NIP.
19610501198303 1 020
SURAT PERNYATAAN
Yang
bertanda tangan di bawah ini,
Nama
Ketua : Devy Ira Bayu Octora
Tempat,
Tanggal Lahir : Blitar, 31 Oktober 2000
Sekolah : SMP Negeri 2 Gandusari
Nama
Anggota 1 : Azizah Dinda Mellinia
Tempat,
Tanggal Lahir : Blitar, 15 April 2000
Sekolah : SMP Negeri 2 Gandusari
Nama
Anggota 2 : Zuyyin Gitya Humam Nabalah
Tempat,
Tanggal Lahir : Blitar, 05 Juli 2001
Sekolah : SMP Negeri 2 Gandusari
Dengan
ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul :
Penambahan Objek dan Publikasi Maksimal untuk Meningkatkan Daya Tarik
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte Desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten
Blitar
Adalah
benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau saduran dari
karya tulis orang lain serta belum pernah dilombakan dan dipublikasikan dalam
bentuk apapun.
Apabila
di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi
yang ditetapkan oleh panitia Lomba Karya Tulis Ilmiah dan Blog Competition
Tingkat Pelajar Se-Kabupaten Blitar berupa diskualifikasi dari kompetisi.
Demikian
surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya, untuk dapat dipergunakan bila mana
diperlukan.
Blitar, Juli 2015
Guru
Pembimbing
Ketua Kelompok
Dra.
Fitri Indiyastuti Devy Ira
Bayu Octora
NIP.
19700107200604 2 015 NIS. 8312
Mengetahui,
KEPALA SEKOLAH
SMPN 2 GANDUSARI
Asibuddin, S.Pd,
M.Pd
NIP.
19610501198303 1 020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktu yang telah direncanakan
sebelumnya.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk
mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Pelajar SLTP dan SLTA Se-Kabupaten
Blitar tahun 2015 yang berjudul “Penambahan Objek dan Publikasi Maksimal untuk
Meningkatkan Daya Tarik Wisata Cagar Budaya Rambut Monte Desa Krisik Kecamatan
Gandusari Kabupaten Blitar ”.
Karya tulis ini dapat penulis selesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu, tak lupa penulis ucapkan
terimakasih kepada:
1.
Bapak Asibuddin, S.Pd, M.Pd. sebagai
kepala SMP Negeri 2 Gandusari yang telah memberi kesempatan dan dorongan kepada
penulis;
2.
Ibu Dra. Fitri Indiyastuti sebagai
pembimbing penulis dalam melakukan penelitian hingga penulisan karya tulis ini;
3.
Bapak Ibu guru SMP Negeri 2 Gandusari
yang turut memberi masukan dalam penulisan karya tulis ini;
4.
Kedua orang tua kami yang telah memberi
dorongan dan sekaligus membantu dalam proses penyelesaian karya tulis ini;
5.
Semua pihak yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan data penelitian;
Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal
yang baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Akhirnya, semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Blitar, Juli 2015
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL………………………….................................................. i
HALAMAN
PENGESAHAN…………...……………………….………….
ii
HALAMAN
PERNYATAAN………….………………………...…………...
iii
KATA
PENGANTAR………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI………………………………………………………….……… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..… vii
ABSTRAK………………………………………………………………...… viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang………………..……………………………...... 1
B. Rumusan
Masalah……………………….…………………...... 3
C. Tujuan
Penelitian……………………………………………… 3
D. Manfaat
Penelitian…………………….…………………..…... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian
Pariwisata………….……………………………… 5
B. Jenis
Pariwisata……………….……………………………….. 6
C. Pengembangan
Pariwisata…………….…………………..…... 6
D. Pengertian
Publikasi…………………………………………... 9
E. Letak
Geografis…………..……….…………………………...
11
F. Sejarah,
Mitos, dan Keadaan Wisata…………………………..
11
G. Peran
Masyarakat………………………......………………….
13
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan
Penelitian……………………………...…………..
15
B. Lokasi
Penelitian………………………………...…………….
15
C. Subjek
Penelitian………………………………...…………….
16
BAB IV PEMBAHASAN
A. Cara
Mengembangkan Potensi Wisata………………...…........ 17
B. Publikasi
Maksimal Wisata Cagar Budaya Rambut
Monte…………………………………………………………. 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………..…………….. 25
B. Saran…………………………………………..…….………... 25
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1 :
Gapura depan yang sudah rusak……………………………. 18
Gambar
2 :
Kolam renang yang keruh dan rusak……………………….. 19
Gambar
3 :
Tempat duduk yang sederhana dan sedikit……...………….. 19
Gambar
4 : Candi dan petilasan Mbah Rambut
Monte…………………... 20
Gambar
5 : Tempat
parkir………………………………….......................
21
Gambar
6 : Halaman untuk taman
bermain……………............................
22
Gambar
7 : Bendungan Sumberdandang………………………………… 22
Gambar
8 : Arena untuk flying fox……………………………………….. 23
Gambar
9 : Telaga Rambut Monte tampak
samping…………….............. 28
Gambar
10 : Telaga Rambut Monte tampak
atas…………………...……... 28
12
12
12
Gambar
11 : Ikan Sengkaring………………………………...…………… 28
Gambar
12 : Suasana di pinggir
telaga………………...………………….. 29
Gambar
13 : Pengganti gazebo yang baru
dibangun………...…………….. 29
Gambar
14 : Halaman
depan…………………………..………………….. 29
Gambar 15
: Saluran pembuangan air telaga……...………...……….……. 30
Gambar 16
: Candi Rambut Monte tampak depan…………..……………. 30
Gambar 17
: Candi Rambut Monte tampak samping…..…………………. 30
Gambar 18
: Petilasan……………………………..………………………
31
Gambar 19
: Kelompok di depan petilasan…..…………………………… 31
Gambar 20
: Berdiskusi bersama di depan telaga..…...…………………... 31
ABSTRAK
Bayu Octora,
Devy Ira. 2015 : Penambahan Objek dan Publikasi Maksimal untuk Meningkatkan Daya
Tarik Wisata Cagar Budaya Rambut Monte Desa Krisik Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar.
Kata
Kunci : Penambahan objek, publikasi maksimal, daya tarik.
Pariwisata
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Banyak hal yang bisa
dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan daerah, terutama potensi alamnya.
Kabupaten Blitar merupakan daerah yang memiliki ragam objek wisata yang sangat
menarik. Hal ini bisa dilihat dari letak geografisnya. Bagian utara Kabupaten
Blitar merupakan lereng Gunung Kelud. Sedangkan bagian selatan merupakan
Samudera Hindia.
Salah satu objek wisata yang perlu
dikembangkan adalah Wisata Cagar Budaya Rambut Monte, yang terletak di Desa
Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Pengembangan tersebut dapat
dilakukan dengan cara penambahan objek wisata yang telah ada, mempublikasikan
secara maksimal tempat tersebut. Dengan adanya langkah tersebut diharapkan
dapat meningkatkan daya tarik kepada pengunjung untuk datang ke Wisata Cagar
Budaya Rambut Monte.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan : 1)
Bagaimana cara mengembangkan potensi yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut
Monte, 2) Bagaimana cara mempublikasikan secara maksimal dalam proses pengembangan
potensi yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini,
untuk mengetahui : 1) Mengetahui tentang cara mengembangkan potensi yang ada di
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte, 2) Mengetahui bagaimana cara mempublikasikan
secara maksimal dalam proses pengembangan potensi yang ada di Wisata Cagar
Budaya Rambut Monte.
Metode penelitian ini menggunakan 1) Metode
Observasi, 2) Metode Pustaka, 3) Metode wawancara, 4) Metode Dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa penambahan objek dan publikasi maksimal dapat meningkatkan
daya tarik Wisata Cagar Budaya Rambut Monte di Desa Krisik Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar. Apabila tempat wisata tersebut berkembang, diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pariwisata
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah. Banyak hal yang bisa dikembangkan
untuk meningkatkan pendapatan daerah, terutama potensi alamnya. Kabupaten
Blitar merupakan daerah yang memiliki ragam objek wisata yang sangat menarik.
Hal ini bisa dilihat dari letak geografisnya. Bagian utara Kabupaten Blitar
merupakan lereng Gunung Kelud. Sedangkan bagian selatan merupakan Samudra Hindia.
Berdasarkan
hal tersebut, kemungkinan adanya potensi wisata sangat banyak, misalnya wisata
alam, wisata budaya, wisata religi, dan wisata bahari. Wisata alam misalnya air
terjun Coban Wilis dan wisata Ekologis Puspa Jagad, serta outbound, yang terletak
di Desa Semen berjarak kira-kira 35 km dari Kota Blitar. Gunung Gedang yang
terletak di Desa Gadungan Gandusari. Masih ada satu lagi wisata alam Wahana
Arung Jeram Wlingi yang menggunakan aliran sungai Lekso. Di bagian selatan
Kabupaten Blitar ada Goa Embultuk yang terletak di Desa Tumpakkepuh, Kecamatan
Bakung, arah selatan Kota Blitar dengan jarak sekitar 40 km.
Wisata
budaya di Kabupaten Blitar ada di beberapa tempat. Candi Penataran yang
berlokasi di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok yang berjarak sekitar 14 km
utara Kota Blitar. Candi ini merupakan candi terbesar di Provinsi Jawa Timur.
Sekitar 100 m dari candi Penataran terdapat Museum Benda Cagar Budaya. Ada lagi
Candi Kotes dan Situs Sukosewu yang terletak di Desa Sukosewu, Kecamatan
Gandusari. Di Kecamatan Sutojayan ada Pusaka Gong Kyai Pradah, yang biasanya
diadakan upacara siraman 2 kali dalam setahun pada tanggal 12 Maulud (
penanggalan Hijriah). Upacara siraman ini dipimpin oleh Bupati Blitar, pada
tanggal 1 Syawal dipimpin oleh Camat Sutojayan.
Kabupaten
Blitar juga memiliki wisata religi. Wisata religi ini meliputi Petilasan Makam
Syech Subakir yang terletak di Desa Penataran. Syech Subakir merupakan tokoh
besar ulama Islam yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Sedangkan
bagian selatan terdapat banyak wisata bahari yang turut menambah lokasi wisata
di Kabupaten Blitar, misalnya Pantai Jolosutro, Pantai Serang, Pantai Pangi,
Pantai Tambak Rejo, Pantai Peh Pulo, dan sebagainya.
Tempat-tempat
tersebut perlu adanya pengembangan agar menarik para wisatawan. Pengembangan
potensi wisata dapat dilakukan dengan adanya penambahan objek, mempublikasikan
tempat tersebut secara maksimal. Dengan langkah tersebut diharapakan dapat
meningkatkan daya tarik wisata.
Salah
satu objek wisata yang perlu dikembangkan potensinya adalah Wisata Cagar Budaya
Rambut Monte yang terletak di Desa Krisik Kecamatan Gandusari Kabupaten
Blitar.
Rambut
Monte tidak hanya berupa wisata alam saja, tetapi juga berupa wisata cagar
budaya maupun wisata religi. Lokasinya sangat strategis karena terletak diantara
Gunung Kelud dan Gunung Kawi serta dekat jalur antara Blitar dan Batu. Jadi,
apabila wisatawan datang dari arah Batu, mereka akan mudah mengaksesnya.
Tuhan
menciptakan alam dan seisinya semata-mata untuk kemaslahatan umat manusia.
Ciptaan Tuhan antara lain berupa keindahan alam. Objek Wisata Cagar Budaya
Rambut Monte merupakan wujud keindahan alam yang patut kita kembangkan dan
kagumi.
Objek
wisata itu menyimpan potensi ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan warga
Desa Krisik khususnya, dan masyarakat Kabupaten Blitar umumnya. Yang
jelas, masyarakat sekitar menghargai keberadaan
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte dan bangga memilikinya.
Di
dalam Wisata Cagar Budaya Rambut Monte terdapat sebuah telaga dengan airnya
yang sangat jernih dan banyak ikan-ikan yang dianggap sebagai ikan dewa. Di
sekeliling telaga terdapat bukit dan pohon yang tinggi dan menjulang sehingga
semakin menambah keasrian tempat wisata tersebut. Selain telaga, di lokasi
wisata ini juga terdapat sebuah candi dan petilasan. Namun, candi tersebut
keadaannya sudah tidak lengkap.
Selama
ini objek Wisata Cagar Budaya Rambut Monte kurang mendapat perhatian
pemerintah. Sehingga lokasi wisata ini masih belum banyak diminati wisatawan,
karena fasilitas lain yang mendukung kurang menarik bahkan belum ada. Padahal
kawasan wisata ini sangat kental dengan cerita sejarah yang dapat menjadi poin
tersendiri untuk menarik minat wisatawan yang berkunjung.
Sebenarnya
pemerintah pernah mencoba untuk mempublikasikan kawasan Wisata Cagar Budaya
Rambut Monte dalam bentuk brosur seperti yang ada di Taman Mini Indonesia Indah
dalam Anjungan Jawa Timur. Tetapi tidak banyak orang yang tahu. Selain itu,
yang dimuat dalam brosur hanya gambar, keterangan lain belum lengkap.
Dengan
demikian, mengingat potensi wisata yang
ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte cukup besar dan menarik, maka perlu
adanya pengembangan wisata agar lebih bermanfaat bagi masyarakat maupun pemerintah
daerah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana cara mengembangkan potensi
yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte ?
2.
Bagaimana cara mempublikasikan secara maksimal
dalam proses pengembangan potensi yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte
?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui tentang cara mengembangkan
potensi yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
2.
Mengetahui cara mempublikasikan secara
maksimal dalam proses pengembangan potensi yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut
Monte.
D. Manfaat Penelitian
1.
Sebagai masukan kepada pemerintah
Kabupaten Blitar agar terus mengupayakan pengembangan potensi wisata di
Kabupaten Blitar khususnya Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
2.
Membangkitkan minat wisatawan domestik
maupun mancanegara untuk berwisata ke Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
3.
Mengupayakan agar pemerintah lebih
peduli karena perannya sangat diperlukan untuk mendukung terlaksananya
pengembangan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
BAB
II
TELAAH PUSTAKA
A. Pengertian Pariwisata
Secara
umum pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan seseorang untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dengan meninggalkan tempat semula dan dengan suatu perencanaan atau bukan
maksud untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi semata-mata
untuk menikmati kegiatan pertamasyaan atau rekreasi untuk memenuhi keinginan
yang beraneka ragam.
Menurut
Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagian dengan lingkungan dalam dimensi
budaya, alam dan ilmu.
Sedangkan
Gamal (2002), pariwisata didefinisikan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian
sementara dari seseorang, menuju ketempat lain diluar tempat tinggalnya.
Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun
kepentingan lain.
Selanjutnya
Burkart dan Medlik (1987) menjelaskan pariwisata sebagai suatu transformasi
orang untuk sementara dan dalam waktu jangka pendek ke tujuan-tujuan di luar
tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka
selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Menurut
WTO (1999), yang dimaksud dengan pariwisata adalah kegiatan manusia yang
melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan
kesehariannya.
Sedangkan menurut
Undang-Undang RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa
wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
waktu sementara.
B. Jenis Pariwisata
Host
and Guest (1989) dalam Kusumanegara (2009:3) mengklasifikasikan jenis
pariwisata sebagai berikut:
1.
Pariwisata Etnik (Etnhic Tourism),
yaitu perjalanan untuk mengamati perwujudan kebudayaan dan gaya hidup
masyarakat yang menarik.
2.
Pariwisata Budaya (Culture Tourism),
yaitu perjalanan untuk meresapi atau untuk mengalami gaya hidup yang telah
hilang dari ingatan manusia.
3.
Pariwisata Rekreasi (Recreation Tourism),
yaitu kegiatan pariwisata yang berkisar pada olahraga, menghilangkan ketegangan
dan melakukan kontak social dengan suasana santai.
4.
Pariwisata Alam (Eco Tourism),
yaitu perjalanan kesuatu tempat yang relatif masih asli atau belum tercemar,
dengan tujuan untuk mepelajari, mengagumi, menikmati pemandangan, tumbuhan, dan
binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat
tersebut.
5.
Pariwisata Kota (City Tourism),
yaitu perjalanan dalam suatu kota untuk menikmati pemandangan, tumbuhan dan
binatang liar serta perwujudan budaya yang ada atau pernah ada di tempat
tersebut.
6.
Rersort City,
yaitu kota atau perkampungan yang mempunyai tumpuan kehidupan pada persediaan
sarana atau prasarana wisata yaitu penginapan, restoran, olahraga, hiburan dan
persediaan tamasya lainnya.
7. Pariwisata
Agro (Agro Tourism yang terdiri dari Rural Tourism atau Farm
Tourism) yaitu merupakan perjalanan untuk meresapi dan mempelajari kegiatan
pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan. Jenis wisata ini bertujuan mengajak
wisatawan memikirikan alam dan kelestariannya.
C. Pengembangan Pariwisata
Pada
dasarnya pengembangan pariwisata adalah suatu proses yang berkesinambungan
untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus antara
sisi supply dan demand kepariwisataan yang tersedia untuk mencapai yang telah
ditentukan (Nuryanti, 1994). Sedangkan pengembangan potensi pariwisata
mengandung makna upaya untuk lebih meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh
suatu objek wisata, dengan cara melakukan pembangunan unsur-unsur fisik maupun
nonfisik.
Potensi
wisata menurut Mariotti dalam Yoeti (1983) adalah segala sesuatu yang terdapat
di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut. Pengembangan kawasan wisata merupakan alternatif
yang diharapkan mampu mendorong baik potensi ekonomi maupun upaya pelestarian.
Pengembangan kawasan wisata dilakukan dengan menata kembali berbagai potensi
dan kekayaan alam dan hayati secara terpadu.
Disamping
itu pengembangan pariwisata bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi
wisatawan maupun komunitas tuan rumah. Dengan adanya pembangunan pariwisata
diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui keuntungan secara
ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut. Dengan kata lain pengembangan
pariwisata melalui penyediaan fasilitas infrastruktur, wisatawan dan penduduk
setempat akan saling diuntungkan.
Pengembangan
tersebut hendaknya sangat memperhatikan berbagai aspek, seperti ; aspek budaya,
sejarah dan ekonomi daerah tujuan wisata. Pada dasarnya pengembangan pariwisata
dilakukan untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan permasalahan (Mill,
2000: 168) Pengembangan pariwisata secara mendasar memperhatikan beberapa
konsep seperti : (1) Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan; (2) Pembangunan
Wilayah Terpadu dan Pengembangan Produk Wisata; (3) Pembangunan Ekonomi
Pariwisata; serta (4) Pengembangan Lingkungan.
Salah
satu hal penting untuk pengembangan pariwisata adalah kemudahan. Tidak jarang
wisatawan berkunjung ke suatu tempat karena tertarik oleh kemudahan-kemudahan
yang bisa diperoleh. Seorang wisatawan berkunjung ke suatu tempat karena
tertarik oleh sesuatu. Yang lebih penting bagi wisatawan adalah kepuasan dan
kenikmatan serta kenyamanan.
Objek
wisata yang paling bisa diandalkan adalah objek wisata yang dapat dikunjungi
setiap hari tanpa perlu persiapan terlebih dahulu. Objek wisata semacam itu
sebenarnya tersedia pada semua jenis objek wisata.
Pengembangan
suatu objek wisata harus dapat menciptakan product
style yang baik, dimana diantaranya adalah :
1.
Objek tersebut memiliki daya tarik untuk
disaksikan maupun dipelajari.
2.
Mempunyai kekhususan dan berbeda dari
objek yang lainnya.
3.
Tersedianya fasilitas wisata.
4.
Dilengkapi dengan sarana-sarana
akomodasi, telekomunikasi, transportasi dan sarana pendukung lainnya.
Pengembangan
objek wisata pada dasarnya mencakup tiga hal, yaitu:
1.
Pembinaan produk wisata
Merupakan
usaha meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai unsur produk pariwisata seperti
jasa akomodasi, jasa transportasi, jasa hiburan, jasa tour dan travel serta
pelayanan di objek wisata. Pembinaan tersebut dilakukan dengan berbagai
kombinasi usaha seperti pendidikan dan latihan, pengaturan dan pengarahan
pemerintah, pemberian rangsangan agar tercipta iklim persaingan yang sehat guna
mendorong peningkatan mutu produk dan pelayanan.
2.
Pembinaan masyarakat wisata
Adapun
tujuan pembinaan masyarakat pariwisata adalah sebagai berikut:
a.
Menggalakkan pemeliharaan segi-segi
positif dari masyarakat yang langsung maupun tidak langsung yang bermanfaat
bagi pengembangan pariwisata.
b.
Mengurangi pengaruh buruk akibat dari
pengembangan pariwisata.
c.
Pembinaan kerjasama baik berupa
pembinaan produk wisata, pemasaran dan pembinaan masyarakat
3.
Pemasaran terpadu
Dalam
pemasaran pariwisata digunakan prinsip-prinsip paduan pemasaran terpadu yang
meliputi:
a.
Paduan produk yaitu semua unsur produk
wisata seperti atraksi seni budaya, hotel dan restoran yang harus
ditumbuhkembangkan sehingga mampu bersaing dengan produk wisata lainnya.
b.
Paduan penyebaran yaitu pendistribusian
wisatawan pada produk wisata yang melibatkan biro perjalanan, penerbangan,
angkutan darat dan tour operator.
c.
Paduan komunikasi artinya diperlukan
komunikasi yang baik sehingga dapat memberikan informasi tentang tersedianya produk
yang menarik.
d.
Paduan pelayanan yaitu jasa pelayanan
yang diberikan kepada wisatawan harus baik sehingga produk wisata akan baik
pula.
Dalam
pengembangan suatu daerah untuk menjadi suatu daerah tujuan wisata, agar
menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan potensial dalam berbagai pasar, maka harus
memiliki tiga syarat (Yoeti, 1996: 177), yaitu:
1.
Daerah tersebut harus mempunyai apa yang
disebut sebagai something to see. Artiya
di tempat tersebut harus ada objek wisata dan atraksi wisata yang berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah
lain.
2.
Daerah tersebut harus tersedia dengan
apa yang disebut sebagai something to
do. Artinya di tempat tersebut setiap
banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus pula disediakan fasilitas
rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lebih lama di tempat itu.
3.
Daerah tersebut harus tersedia apa yang
disebut sebagai something to buy. Artinya
di tempat tersebut harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama barang-barang souvenir dan kerajinan
rakyat sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke tempat asal wisatawan.
D. Pengertian Publikasi
Mempublikasikan adalah membuat konten
yang diperuntukkan bagi publik atau umum. Sementara penggunaan yang lebih
spesifik dapat bervariasi dimasing-masing negara,
biasanya diterapkan untuk teks,
gambar,
atau konten
audio visual
lainnya di media
apapun, termasuk kertas (seperti surat kabar,
majalah,
katalog,
dll) atau bentuk penerbitan elektronik
seperti situs, buku elektronik, CD, dan MP3. Kata publikasi berarti tindakan penerbitan, dan juga mengacu pada
setiap salinan.
Definisi publikasi menurut hukum dan hak cipta
adalah sebuah istilah teknis dalam konteks hukum
dan utama dalam hukum hak
cipta. Seorang penulis umumnya adalah pemilik awal dari
suatu hak cipta bagi pekerjaannya. Suatu hak cipta diberikan bagi penulis atas
karyanya, dimana hal itu merupakan hak ekslusif yang diberikan untuk
mempublikasikan hasil karyanya.
Secara
terminologi, publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan. Ton
Kertapati menjelaskan dalam bukunya Dasar-Dasar Publisistik Dalam
Perkembangannya Di Indonesia Menjadi Ilmu Komunikasi bahwa istilah publisistik
berasal dari kata kerja bahasa latin publicare yang berarti mengumumkan. Dari
penjelasan tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa istilah publikasi
dapat diartikan pengumuman tentang suatu hal yang disiarkan lewat media
elektronik dan atau diterbitkan di media cetak.
Bambang
Wijayanto (2015) mengatakan publikasi online adalah suatu kegiatan membuat
konten yang diperuntukkan atau ditujukan untuk publik dan umum. Pada zaman
modern seperti saat ini publikasi online sangatlah diperlukan terutama pada
pengguna internet, sehingga pengguna internet dalam mendapatkan informasi
dengan mudah.
Di
Amerika Serikat publikasi
didefinisikan sebagai distribusi salinan untuk masyarakat melalui penjualan atau
pengalihan kepemilikan lainnya, atau dengan sewa menyewa, atau meminjamkan.
Penawaran untuk mendistribusikan salinan kepada sekelompok orang untuk tujuan
distribusi lebih lanjut, kinerja publik, atau tampilan publik, merupakan suatu
bentuk publikasi. Sebuah kinerja publik atau menampilkan suatu karya tidak
dengan sendirinya dapat dikatakan suatu bentuk publikasi.
Melakukan atau menampilkan karya
publik berarti :
1.
Melakukan
atau menampilkannya di tempat terbuka untuk umum atau disetiap tempat dimana
sejumlah besar orang di luar lingkaran normal dari suatu keluarga dan kenalan
sosial, atau
2.
Mengirimkan
atau berkomunikasi atau menampilkan kinerja ke tempat yang ditetapkan oleh ayat
(1) atau kepada publik, dengan perangkat atau proses, apakah anggota masyarakat
mampu menerima kinerja atau penampilannnya di tempat yang sama atau di tempat
terpisah, pada saat yang sama atau pada waktu yang berbeda.
E. Letak Geografis
Wisata
Cagar Budaya Rambut Monte merupakan suatu tempat wisata yang terletak di Desa
Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Tempat wisata ini diapit oleh
dua gunung, yaitu Gunung Kelud dan Gunung Kawi, tepatnya bujur utara dari Laut
Jawa dan pada ketinggian kurang lebih 100
kilometer dari permukaan air laut.
Lokasi
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte memiliki luas kurang lebih 3,5 hektar. Di
dalam lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte terdapat candi dan petilasan.
Tapi sayangnya candi ini sudah tidak lengkap lagi. Hanya tersisa kaki candi
saja. Selain candi dan petilasan, ada sebuah telaga yang luasnya sekitar 500 dengan jarak kedalaman yang tidak dapat
terhitung. Telaga ini
memiliki air yang sangat jernih dan dihuni oleh ikan-ikan yang jarang ditemui
di tempat lain. Di tengah telaga tersebut terdapat sebatang pohon besar yang
tumbang. Kemudian di salah satu sudut telaga terdapat pohon yang sangat besar
yang sebagian dahan dan rantingnya menjorok ke tengah telaga.
F. Sejarah, Mitos, dan Keadaan Wisata
Lokasi
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte dirawat oleh 3 juru kunci, yaitu Pak Ponidjan
sebagai penjaga kelestarian dan keamanan, Pak Harmanto sebagai penjaga
kelestarian tumbuhan, dan Pak Kaseno sebagai juru kunci candi.
Menurut
Pak Ponidjan, ia telah merawat lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte mulai
tahun 1999 sampai sekarang. Dari cerita yang diberikannya, tempat ini dibuka
oleh Mbah Ronggo dari Ponorogo. Tempat ini dahulunya adalah sebuah hutan
belantara. Mbah Ronggo membuka tempat ini dibantu oleh beberapa sahabatnya.
Menurut
cerita, dahulu ada seorang sesepuh Kerajaan Majapahit bernama Mbah Rambut Monte
yang meninggalkan kerajaannya. Kemudian beliau bertarung di sebuah hutan yang
sekarang menjadi lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte. Beliau bertarung
dengan Rahwana dan Naga yang bersenjatakan godho dan tumbak. Akhirnya
peperangan dimenangkan oleh Mbah Rambut Monte. Beliau mengutuk Rahwana dan Naga
menjadi candi berbentuk monyet dan relief naga. Dan jadilah candi Rambut Monte
hingga saat ini. Tetapi candi tersebut sudah tidak lengkap dan rusak.
Candi
Rambut Monte terbuat dari Batu Andesit berbentuk segi empat dengan panjang 292
cm, lebar 296 cm, dan tinggi 85 cm. Pada zaman Majapahit candi ini merupakan
tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu. Bagian yang tersisa dari candi ini hanyalah Kamadathu atau
kaki candi dan Rupadathu atau badan Candi.
Pada samping candi terdapat artefak
yang menyerupai Lingga Yoni atau lambang kesuburan. Di depan artefak yang
menyerupai Lingga Yoni terdapat kepala Kala, anak Dewa Siwa. Kepala Kala ini
tidak seperti Kala yang digambarkan pada umumnya yang menyeramkan, kepala
raksasa berambut gimbal bertanduk dengan taring yang tajam, tapi justru seperti
kepala manusia dalam posisi merangkak. Diperkirakan usia candi
tersebut 803 purba.
Di
lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte juga terdapat sebuah telaga yang konon
airnya berasal dari Laut Selatan. Berdasarkan informasi dari Pak Ponidjan, pasir
di sekeliling mata air telaga Rambut Monte yang terlihat biru adalah pasir
pantai. Airnya sendiri tidak pernah kering sepanjang waktu. Menurut cerita, air
tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi saja, tetapi airnya boleh dimanfaatkan
untuk kepentingan umum, misalnya air dari telaga dialirkan ke sungai Lekso
sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat untuk irigasi.
Air
tersebut mengandung mineral yang sangat tinggi, sehingga pohon besar yang
tumbang di tengah kolam dan berusia ratusan tahun sejak ditemukan tidak pernah
lapuk maupun rusak.
Di
dalam telaga tersebut dihuni oleh ikan – ikan yang tidak bisa ditemukan di
tempat lain. Masyarakat sekitar biasa menyebutnya Ikan Sengkaring, tetapi
menurut peninggalan sejarah, ikan ini disebut Ikan Dewa. Menurut mitos, ikan
tersebut merupakan jelmaan para prajurit yang dikutuk oleh Mbah Rambut Monte
karena telah mengingkari janji untuk menjaga keutuhan candi Rambut Monte. Ikan
ini akan terlihat banyak pada waktu tertentu, namun hanya sebagian orang yang
dapat melihatnya. Bagi orang-orang biasa jumlah ikan akan terlihat tetap. Oleh
karena itu, walaupun ikan tersebut tampak jinak, tidak ada seorangpun yang
berani menangkapnya. Masyarakat sangat mempercayai akan adanya legenda ikan
tersebut.
Telaga
di kawasan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte dikelilingi oleh bentang alam
berupa bukit. Di tepi
telaga juga ditanami beberapa bunga yang berada di bawah rindangnya pohon
pinus, sehingga menampakkan keindahan alam yang begitu nyata dan memikat hati,
serta keadaan sekitar yang tenang dan damai. Pengunjung yang datang bertujuan
untuk menyaksikan keindahan dan keunikan yang ada di Wisata
Cagar Budaya Rambut Monte.
Menurut Pak Ponidjan selaku juru
kunci, sebelum memasuki kawasan wisata tersebut, disarankan untuk berdoa
terlebih dahulu. Karena dulu pernah ada kejadian dimana rombongan wisatawan
dari Surabaya mencoba mengabadikan tempat wisata melalui foto atau video,
tetapi setelah selesai dilihat, hasilnya ternyata tidak ada. Lalu juru kunci
menyarankan untuk berdoa bersama dahulu. Alhasil foto atau video bisa terlihat
tidak seperti sebelumnya.
Sebagai seorang juru kunci, Pak
Ponidjan berharap agar lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte bisa lebih maju sehingga dapat
mengangkat perekonomian masyarakat.
G. Peran Masyarakat
Adanya cerita yang magis pada mitos
Rambut Monte membuat masyarakat setempat begitu menghargai keberlangsungan
telaga ini. Oleh karenanya, di saat-saat tertentu masyarakat setempat melakukan
upacara adat di lokasi telaga. Selain itu masyarakat setempat juga tidak segan
untuk mengingatkan para pengunjung dan wisatawan untuk turut menjaga
kelestarian. Salah satu norma yang berlaku di sana adalah adanya larangan
mengambil Ikan Sengkaring. Bagi yang melanggar dipercaya akan mendapat kutukan.
Untuk acara sakral umum dilaksanakan
acara rutin syukuran setahun sekali yaitu bersih desa. Untuk penyelenggaraannya
diikuti oleh seluruh umat beragama di desa ini. Acara dilaksanakan setiap hari
Jumat Legi pada bulan Selo penanggalan Jawa.
Urutan acara sakral sebagai berikut
:
1.
Berdoa
bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
2.
Tayuban
dan Gambyongan.
3. Wayang Kulit.
4.
Arak-arakan
dari rumah Kepala Desa dengan membawa tumpeng berlaukkan ikan kendit, kepala
kambing, dan sesajen. Benda-benda tersebut juga dibawa untuk dilarung di telaga
Rambut Monte.
BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam
penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan
data dan bahan penelitian. Metode yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1.
Metode Observasi
Pengamatan
dan pendataan dilakukan secara langsung terhadap kondisi Lokasi Wisata Cagar
Budaya Rambut Monte.
2.
Metode Pustaka
Mencari
buku-buku referensi yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah untuk
mengembangkan potensi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
3.
Metode wawancara
Metode
wawancara ialah cara untuk mencapai tujuan penelitian dengan mengajukan
beberapa pertanyaan kepada narasumber yang berkaitan dengan tema dan masalah
pokok dalam penelitian. Metode ini lebih mengarah pada pencarian sebuah
informasi secara langsung, melalui pihak tertentu.
4.
Metode Dokumentasi
Metode
dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,
buku, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002 : 2006). Dokumentasi bisa berupa
foto kegiatan sebagai sumber informasi.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian
adalah tempat dimana si peneliti dapat melihat fakta-fakta yang terjadi di
lapangan. Lokasi penelitian dilakukan di lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut
Monte Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
C. Subjek Penelitian
Subjek
peneliti ini adalah Bapak Ponidjan, yaitu seorang juru kunci Wisata Cagar
Budaya Rambut Monte. Dengan Bapak ini peneliti bisa mengetahui sedikit tentang
gambaran Wisata Cagar Budaya Rambut Monte. Selain dari Bapak Ponidjan selaku
juru kunci kawasan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte beberapa informasi juga
penulis dapatkan dari seorang pengunjung kawasan wisata yang bernama Bapak
Sugito dan salah seorang masyarakat sekitar yang bernama Ibu Mukiyem.
D.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A. Cara Mengembangkan Potensi Wisata
Wisata
Cagar Budaya Rambut Monte adalah suatu tempat wisata yang di kelilingi oleh
pemandangan yang begitu indah dan terjaga kelestariannya. Tetapi hal tersebut
masih kurang dimanfaatkan untuk lebih mengembangkan tempat wisata agar lebih
banyak menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Letak
geografis Wisata Cagar Budaya Rambut Monte yang berada di Desa Krisik Kecamatan
Gandusari tersebut satu jalur dengan lokasi wisata lainnya. Yaitu Bendungan
Selorejo, Pemandian Dewi Sri, Air Terjun Coban Rondo, yang masuk wilayah Kota
Batu. Dengan keadaan tersebut maka wisatawan dapat menjadikan beberapa lokasi
wisata itu menjadi satu paket perjalanan.
Wisata
Cagar Budaya Rambut Monte memiliki berbagai potensi. Lahan yang luas dengan
ditumbuhi pohon pinus dan udara yang sangat sejuk. Halaman depan wisata Rambut
Monte sangat luas, sehingga kemungkinan untuk mengembangkan potensi yang ada
sangat besar.
Fasilitas
yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte sedikit dan kurang memadai. Maka
perlu adanya langkah nyata dari pemerintah untuk melengkapinya, agar objek
wisata tersebut dapat berkembang.
Pengembangan
potensi wisata dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan perbaikan
objek wisata dan atau penambahan objek wisata.
1.
Perbaikan objek wisata antara lain :
a.
Perbaikan gapura pintu masuk lokasi
Gapura pintu masuk lokasi Wisata Cagar Budaya
Rambut Monte sudah rusak. Atap dari gapura perlu pembenahan dan perlu
pengecatan pada dinding. Jalan masuk atau jalan utama sudah banyak berlubang.
Hal itu dapat diatasi dengan membenahinya lagi ataupun pemberian paving. Selain
itu, di kanan dan kiri jalan bisa ditambahkan bunga-bunga taman.
Gambar 1 : Gapura depan yang sudah rusak.
b.
Perbaikan toilet
Toilet
yang berada di lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte keadaannya masih belum
layak untuk dimanfaatkan. Ruangan toilet yang sempit dan gelap menjadikan
wisatawan kurang berminat untuk menggunakan toilet tersebut. Ada baiknya jika
toilet direnovasi sebisa mungkin agar lebih luas dan nyaman untuk digunakan.
c.
Perbaikan kolam renang
Kawasan
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte ini sebenarnya telah memiliki kolam renang,
namun saat ini kolam renang sudah tidak digunakan lagi. Karena kondisinya sudah
rusak dan kumuh. Lantainya berlumut dan airnya keruh. Selain itu lantainya yang
terbuat dari semen telah banyak yang berlubang. Perbaikan area kolam renang
dapat dilakukan dengan memperluas area kolam serta memasang keramik pada lantai
dan sisi kolam renang.
Selain
itu juga bisa ditambahkan kolam bermain untuk anak-anak, ditambahkan prosotan
kecil dan waterboom, kemudian kamar
mandi dan ruang ganti pakaian.
Penambahan
kolam renang ini dapat dilakukan secara maksimal, karena di dekat lokasi wisata
terdapat sumber air yang bernama Bendungan Sumberdandang. Perbaikan area kolam
renang ini sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya kolam renang yang
bersih, nyaman, dan layak untuk digunakan.
Gambar 2 : Kolam renang yang keruh dan rusak.
d.
Perbaikan tempat duduk di sekitar telaga
Tempat
duduk di sekitar telaga terlihat masih sangat biasa dan kurang menarik. Karena
tempat duduk itu sendiri hanya terbuat dari bambu yang diikat dengan kawat
sehingga apabila diduduki kurang kuat. Perlu adanya perbaikan dengan menggantinya
menjadi kursi taman yang nyaman dan menarik serta jumlahnya agar lebih banyak.
Gambar 3 : Tempat duduk yang sederhana dan sedikit.
e.
Perbaikan tangga menuju telaga
Sebenarnya
tangga menuju telaga masih bagus. Tetapi ada sebagian yang berlubang dan perlu
adanya pengecoran. Selain itu, tangga bisa diperbagus dan dipercantik
sedemikian rupa agar terlihat lebih menarik.
f.
Perbaikan warung kecil
Warung-warung
kecil di sekitar telaga haruslah diperbaiki karena keadaanya kurang menarik.
Selain itu warung juga kurang bersih. Sehingga wisatawan yang datang kurang
berminat untuk membeli makan di tempat tersebut. Hal tersebut bisa diatasi
dengan pembuatan warung kecil yang bersih dan permanen.
g.
Perbaikan fasilitas candi
Keadaan
sekitar candi kurang menarik, perlu pembenahan pada atap petilasan. Atap
tesebut terbuat dari seng dengan kayu yang sudah lapuk sebagai penyangganya.
Pembuatan pagar diperlukan untuk melindungi candi, karena pagar yang telah ada
hanya terbuat dari kawat biasa yang diikatkan pada bambu. Selain itu perlu
pengecatan pada gapura pintu masuk candi. Pintu masuk candi juga kurang
kuat.
Gambar 4 : Candi dan petilasan Mbah Rambut Monte.
2.
Penambahan objek wisata
Selain
memperbaiki kawasan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte, perlu adanya penambahan
fasilitas yang ada agar wisatawan lebih tertarik untuk mngunjungi tempat wisata
ini. Penambahan fasilitas antara lain :
a.
Mushola
Di
kawasan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte belum ada mushola untuk wisatawan yang
datang. Wisatawan yang berlama-lama berkunjung akan membutuhkannya jika bingung
harus beribadah dimana. Letak mushola bisa dibagun di dekat toilet agar lebih
memudahkan pengunjung.
b.
Tempat parkir yang memadai
Tempat
parkir yang ada di depan kawasan Wisata Cagar Budaya Rambut Monte kurang luas
dan memadai. Atapnya terbuat dari terpal. Juga belum ada parkir untuk kendaraan
mobil. Tempat parkir bisa ditempatkan di halaman depan.
Gambar 5 : Tempat parkir.
c.
Taman bermain
Biasanya
para orang tua mengajak anaknya untuk berwisata bersama keluarga. Agar anak
kecil tidak jenuh di lokasi wisata, bisa ditambahkan taman bermain di halaman
depan yang cukup luas. Seperti prosotan, jungkat-jungkit, ayunan, dan
sebagainya. Objek ini bisa dibangun di sekitar telaga di bawah pepohonan.
Selain itu dapat ditambahkan meja-meja taman yang menarik, karena tempat ini
sangat sejuk, dan cocok untuk refreshing.
Gambar 6 : Halaman untuk taman bermain.
d.
Kolam pemancingan
Telaga
Rambut Monte tidak boleh digunakan untuk memancing karena ikan di dalam telaga
tersebut adalah ikan dewa. Maka dari itu, pengunjung bisa saja memancing di
kolam yang lain yaitu kolam khusus untuk memancing. Karena tak jauh dari telaga
ada sungai kecil. Hulu sungai tersebut berasal dari Bendungan Sumberdandang
yang berlokasi 100 m dari telaga. Bendungan Sumberdandang bisa dijadikan kolam
pemancingan.
Gambar 7 : Bendungan Sumberdandang.
e.
Arena outbond
Kawasan
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte merupakan kawasan wisata yang sangat besar
potensinya untuk dijadikan kawasan outbond. Dengan banyaknya pohon besar dan
tinggi, maka bisa juga ditambahkan permainan flying fox.
Gambar 8 : Arena untuk flying fox.
f.
Restoran khas Blitar
Tidak
bisa dipungkiri bahwa Wisata Cagar Budaya Rambut Monte dikunjungi oleh
wisatawan luar kota. Maka dari itu, agar Kabupaten Blitar lebih dikenal banyak
orang, bisa dibangun sebuah restoran khas Kabupaten Blitar dan bisa didesain
dengan lebih menarik. Selain itu menu dalam restoran tersebut adalah makanan
khas yang ada di Kabupaten Blitar.
g.
Pusat oleh-oleh Blitar
Selain
adanya restoran khas Kabupaten Blitar, bisa ditambahkan objek lain yaitu pusat
oleh-oleh Blitar. Wisatawan luar kabupaten bisa berbelanja di tempat tersebut
tanpa susah-susah mencari di tempat lain.
h.
Penyediaan tempat sampah
Di
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte belum tersedia tempat sampah. Dengan pengadaan
tempat sampah yang ditempatkan di berbagai sudut lokasi wisata, maka pengunjung
tidak lagi bingung membuang sampahnya dimana. Selain itu bisa dibuat tempat sampah
yang dibedakan jenisnya. Sehingga lokasi wisata bisa bersih tanpa adanya sampah
yang berceceran.
B. Publikasi maksimal Wisata Cagar
Budaya Rambut Monte
Untuk
menjadikan objek Wisata Cagar Budaya Rambut Monte terkenal, maka diperlukan
publikasi atau penyiaran tentang objek tersebut. Penyiaran dan promosi dapat
dilakukan melalui media cetak dan elektronik.
Setiap
tahun sekali di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte diadakan acara bersih desa,
yaitu pada hari Jumat Legi di bulan Selo pada penanggalan Jawa. Acara tersebut
meliputi 1) Berdoa
bersama menurut agama dan kepercayaan masing-masing, 2) Tayuban dan Gambyongan,
3) Wayang Kulit, 4) Arak-arakan dari rumah Kepala Desa dengan membawa tumpeng
berlaukkan ikan kendit, kepala kambing, dan sesajen. Benda-benda tersebut juga
dibawa untuk dilarung di telaga Rambut Monte.
Pada saat kegiatan itulah diperlukan
penyiaran yang maksimal. Penyiaran bisa dilakukan dengan selebaran dan spanduk
yang berisi tentang kegiatan tersebut.
Selain kegiatan di atas, untuk
memperkenalkan objek Wisata Cagar Budaya Rambut Monte, dapat
dilakukan dengan beberapa cara, misalnya mengadakan lomba memancing, lomba
melukis untuk anak-anak, dan sebagainya. Kegiatan tersebut dilakukan di lokasi
Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
Penyebaran
informasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte juga bisa dilakukan melalui internet
ataupun brosur yang berisikan tentang keindahan dan kealamian lokasi wisata
tersebut.
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulakan bahwa untuk mengembangkan
potensi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte dapat dilakukan dengan cara :
1.
Memperbaiki dan menambah fasilitas yang
terdapat di lokasi Wisata Cagar Budaya Rambut Monte.
2.
Melakukan publikasi atau penyiaran
secara maksimal, baik melalui media elektronik maupun media cetak.
B. Saran
Berdasarkan
hasil kesimpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang
berkaitan dengan pengembangan potensi wisata di Kabupaten Blitar, khususnya
untuk Wisata Cagar Budaya Rambut Monte. Beberapa saran yang perlu disampaikan
adalah :
1.
Bagi masyarakat Desa Krisik Kecamatan
Gandusari Kabupaten Blitar, untuk tetap menjaga kelestarian alam dan budaya
yang ada di Wisata Cagar Budaya Rambut Monte, agar terhindar dari kerusakan dan
kepunahan.
2.
Bagi pemerintah Desa dan pemerintah
Kabupaten Blitar hendaknya memfasilitasi perbaikan dan penambahan objek Wisata
Cagar Budaya Rambut Monte agar potensi yang telah dimiliki dapat berkembang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://bambangjuliyantto.blogspot.com/2013/12/pengertian-publikasi-online-etika.html
Poerwadarminto,
W.J.S.1994.Kamus Bahasa Indonesia.PT
PT Balai Pustaka : Jakarta.
Ponidjan. 2015. Rambut Monte. Blitar
Summeng, Andi Mappi.
2001. Cakrawala Wisata. PT Balai
Pustaka. Jakarta
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
1.
Nama : Devy Ira Bayu Octora
Tempat
Tanggal Lahir :
Blitar, 31 Oktober 2000
Riwayat
Pendidikan : TK Dharma Wanita Kotes,
SD Negeri Kotes 01,
Karya
Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan
Ilmiah yang Pernah Diraih : -
Alamat
:
RT 04/RW 01 Desa Kotes,
Kecamatan Gandusari
Kabupaten Blitar
2.
Nama : Azizah Dinda Mellinia
Tempat
Tanggal Lahir : Blitar, 15 April 2000
Riwayat
Pendidikan : TK Al Hidayah Gandusari,
SD Negeri Gandusari 01
Karya
Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan
Ilmiah yang Pernah Diraih : -
Alamat
:
RT 02/RW 01 Desa Gadungan,
Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Blitar
3.
Nama :
Zuyyin Gitya Humam Nabalah
Tempat
Tanggal Lahir :
Blitar, 05 Juli 2001
Riwayat
Pendidikan : TK Dharma Wanita Sukosewu,
SD
Negeri Sukosewu 01,
Karya
Ilmiah yang Pernah Dibuat : -
Penghargaan
Ilmiah yang Pernah Diraih : -
Alamat :
RT 01/RW 04 Desa Sukosewu,
Kecamatan Gandusari,
Kabupaten Blitar
LAMPIRAN
Gambar
9 : Telaga Rambut Monte tampak samping.
Gambar
10 : Telaga Rambut Monte tampak atas.
Gambar 11 : Ikan
Sengkaring.
Gambar
12 : Suasana di pinggir telaga.
Gambar
13 : Pengganti gazebo yang baru dibangun.
Gambar
14 : Halaman depan.
Gambar 15 : Saluran pembuangan air telaga.
Gambar 16 : Candi Rambut Monte tampak depan.
Gambar 17 : Candi Rambut Monte tampak samping.
Gambar 18 : Petilasan.
KEGIATAN
PENELITIAN
Gambar 19 : Kelompok di depan petilasan.
Gambar 20 : Berdiskusi
bersama di depan telaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar