Menu

Tantang Adrenaline Wisata Patung Lembu Suro


Pariwisata di Kabupaten Blitar sangat beragam. Ada wisata budaya, wisata kuliner, wisata alam, wisata bahari dll. Wisata-wisata tersebut merupakan kekayaan alam yang sangat besar, dan tak ternilai harganya.Oleh karena itu, tempat-tempat tersebut perlu dikembangkan, agar dapat menambah daya tarik wisatawan
Salah satu tempat wisata yang perlu dikembangkan adalah patung  Lembu Suro. Patung ini  terletak di kawasan Perhutani, di lereng Gunung Gedang. Lokasi patung ini masuk wilayah Desa Gadungan Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar. Tepatnya berjarak sekitar 3 kilometer dari pemukiman penduduk, yang hanya dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua, atau jalan kaki.         
Dalam  perjalanan menuju lokasi ini, kita akan disuguhi pemandangan alam yang amat indah dan asri. Udaranya sangat sejuk. Di kanan dan kiri jalan banyak pohon karet dan pohon pinus. Pohon- pohon tersebut juga diambil getahnya.
Patung Lembu Suro dibangun pada tahun 1993 yang pada waktu itu digunakan untuk menyambut Menteri Perhutanan, dalam suatu acara peresmian. Pada Wisata Lembu Suro ini terdapat dua patung yakni patung Lembu Suro dan patung Mahesa Suro. Keduanya memiliki letak yang cukup berdekatan dengan jarak sekitar 10 meter.
Menurut legenda sejarah, nama Lembu Suro dan Mahesa Suro menjadi cerita yang menarik. Cerita ini berawal dari seorang manusia berkepala  lembu (sapi) jatuh hati kepada seorang putri Kerajaan Kediri yang bernama Dewi Kili Suci. Dewi Kili Suci memiliki paras nan amatlah elok dan cantik jelita. Hingga pada suatu hari Lembu Suro mendatangi Dewi Kili Suci dan melamarnya. Tetapi Dewi Kili Suci sama sekali tidak menyukai Lembu Suro, namun  tidak berani menolaknya. Akhirnya, Dewi Kili Suci pun menemukan suatu ide. Ia memberikan dua syarat kepada Lembu Suro.
Syarat pertama Lembu Suro harus membuatkan putri dua sumur di atas Gunung Kelud, alhasil, Lembu Suro mampu menyelesaikan syarat putri yang pertama. Syarat kedua, air sumur itu harus memiliki dua bau, yang satu berbau amis dan yang satu berbau wangi. Untuk memastikan bau air sumur itu, Lembu Suro harus masuk ke dalam sumur itu dan mengambilkan airnya untuk putri. Ketika Lembu Suro berada di dalam sumur, putri melemparkan batu sebanyak mungkin ke dalam sumur hingga Lembu Suro tidak dapat keluar dari dalam sumur. Lembu Suro merasa amatlah murka dan mengucapkan kalimat kutukan “Kediri dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung dadi kedung”.
Ketika Gunung  Kelud meletus dipercayai karena Lembu Suro murka, sehingga batu-batu serta air yang berada di dalam sumur itu keluar menjadi letusan. Konon, hutan yang berada di kawasan Wisata Lembu Suro ini  selalu terbakar ketika Gunung Kelud meletus, namun tak seluruh bagian hutan terbakar, kawasan yang terbakar hanyalah kawasan yang berada di utara patung Lembu Suro. Masyarakat sekitar menyebut hutan ini alas kobongan. Menurut mitos masyarakat di daerah ini, hal tersebut dipengaruhi oleh patung Lembu Suro, Patung Lembu Suro dapat memberikan perlindungan di kawasan patung ke selatan.
Wisata Lembu Suro ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, misalnya untuk arena outbond, flying fox. Lingkungannya yang sejuk dan asri memberikan suasana yang sangatlah cocok untuk refreshing bersama teman dan keluarga.
Jalan menuju lokasi patung yang masih asli dan alami seperti jalan pegunungan pada umumnya, sangat cocok untuk arena bersepeda sehat atau motor trail maupun pecinta alam. Sehingga kawasan ini perlu dikunjungi oleh masyarakat yang menyukai tantangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar